Tugas Tutorial III Pendidikan Bahasa Indonesia Di SD


Soal Tutorial 3:
  1. Buatlah model satuan pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2004 dengan kompetensi dasar “membaca cerita rakyat” dengan pengimplementasian metode SAS!
  2. Keberhasilan pembelajaran keterampilan membaca ditentukan oleh pemahaman tentang teori dan tujuan dari masing-masing jenis membaca. Kemukakanlah teori dan tujuan membaca yang saudara ketahui!
  3. Sebutkan dan jelaskan secara komprehensif tentang jenis-jenis menyimak dan pengklasifikasianya!

JAWABAN:
1. Model satuan pembelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2004 dengan kompetensi dasar “membaca cerita rakyat” dengan pengimplementasian metode SAS:
Rencana Pembelajaran
Mata Pembelajaran : Bahasa Indonesia
Satuan Pendidikan : SD Negeri xxx
Kelas/Semester : IV/I
Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)
Kompetensi Dasar : Membaca cerita rakyat
Hasil Belajar : Menjelaskan latar, tokoh dan penokohan yang terdapat pada cerita rakyat
Indikator Hasil Belajar : - Menyebutkan tempat-tempat kejadian pada cerita rakyat
- Menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita rakyat
- Menyebutkan penokohan yang terdapat pada cerita rakyat
Langkah-Langkah Pembelajaran:
a. Bagian awal
1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
2. Apersepsi
Anak-anak apakah anak-anak pernah mendengarkan cerita rakyat dari keluarga di rumah atau dari televisi maupun radio? Anak-anak cerita rakyat bis akita dengarkan melalui televisi, radio, membaca buku atau bahkan diceritakan oleh pihak keluarga di rumah. Cerita rakyat yang anak-anak dengarkan itu diceritakan oleh orang-orang yang telah membaca maupun mendengarkan cerita rakyat tersebut. Karena cara membaca cerita rakyat yang baik yang menyangkut dari kalimat yang diucapkan dengan baik, tempat berhentinya saat menyampaikan cerita tepat maka kita dapat dengan mudah mengikuti jalan ceritanya sehingga setelah kita mendengarkan cerita rakyat tersebut atau membacanya sendiri kita mampu bercerita kembali dengan orang lain. Baiklah anak-anak pagi ini kita akan belajar membacakan cerita rakyat yang mungkin anak-anak sudah pernah dengar atau pernah baca sebelumnya, yaitu cerita rakyat yang berjudul Selat Bali.
3. Motivasi, dilakukan dengan cara guru menyampaikan manfaat kegiatan pembelajaran dengan materi cerita rakyat. Umpamanya, kalau rajin mendengar cerita rakyat nanti kalian bisa membuat cerita lain lalu cerita tersebut dapat kalian dikirimkan ke majalah majalah anak-anak. anak-anak. Tentu kalian ak kalian akan mendapat mendapat uang imbalan.
4. Guru memeberikan penjelasan tentang hasil belajar dan aktivitas yang akan dilakukan. 
b. Bagian Inti
1. Guru membagikan teks cerita rakyat kepada siswa.
2. Salah seorang anak yang dengan sukarelawan maju ke depan untuk membacakan cerita.
3. Guru memperhatikan intonasi dan penjedaan, jika kurang tepat guru memberi contoh bagaimana seharusnya cara membacanya.
4. Kemudian secara bergiliran guru meminta siswa untuk melanjutkan membacanya kedepan satu per satu.
5. Setelah itu siswa diberikan pertanyaan menganai latar, tokoh dan penokohan yang terdapat pada cerita rakyat yang berjudul Selat Bali.
c. Bagian Penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
d. Sumber belajar : Buku Paket, Buku Cerita Rakyat
e. Penilaian
Karena yang diutamakan adalah pelafalan dan intonasi yang tepat maka penilaiannya berupa penilaian proses selama pembelajaran berlangsung.
2. Keberhasilan pembelajaran keterampilan membaca ditentukan oleh pemahaman tentang teori dan tujuan dari masing-masing jenis membaca adalah:
Macam-macam pengajaran membaca menurut I Gusti Ngurah Oka (1983) adalah:
a. Pengajaran membaca permulaan, disajikan kepada siswa tingkat-tingkat   permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Pengajaran membaca nyaring, pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang  juga sebagai pengajaran membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring. 
c. Pengajaran membaca dalam hati, pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
d. Pengajaran membaca pemahaman, dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati.
e. Pengajaran membaca bahasa, pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
f. Pengajaran membaca teknik, pengajaran membaca teknik memusatkan   perhatiannya kepada pembinaan-pembinaan kemampuan siswa  menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran  membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring, dan   dengan pengajaran membaca permulaan. Di pihak lain, pengajaran membaca ini   banyak pula terlibat cara-cara membaca suatu tuturan tertulis yang tergolong rumit.
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoretis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa
dalam hal-hal berikut ini:
a. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
b. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.
Menurut Tarigan H.G. (1983) ada dua apek yang penting dalam membaca,
yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang elbih rendah (lower order) yang mencakup: 
- pengenalan bentuk huruf;
- pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain);
- pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulisatau to bark at print);
- kecepatan membaca bertaraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order) yang mencakup aspek:
- memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);
- memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca);
- evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);
- kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran membaca di SD kelas rendah adalah:
a. Membina kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi (pengenalan bentuk huruf).
b. Membina membaca kata-kata dan kalimat sederhana (pengenalan unsur linguistik). 
Tujuan membca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanya di sebut Membaca Permulaan, maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut yang penekanannya pada pemahaman. Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek-aspek berikut yaitu:
a. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b. Memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas rendah masih bersifat mekanis (mechanikal skills) maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring (bersuara), sedangkaan untuk kelas tinggi ditekankan pada pemahaman (comprehension skills) dan aktivitas yang tepat adalah membaca dalam hati.
- Membaca dalam hati (silent reading) dibagi menjadi dua, yaitu 
a. membaca ekstensif (extensive reading) 
b. membaca intensif (intensive reading).
- Membaca ekstensif mecakup yaitu: 
a. membaca survei (survey reading), 
b. membaca sekilas (skimming), 
c. membaca dangkal (superficial reading).
- Membaca intensif mencakup yaitu:
a. membaca telaah isi (content study reading) yang terdiri dari
membaca teliti (close reading), 
membaca pemahaman (comprehension reading), 
membaca kritis (critical reading), 
membaca ide (reading for ideas).
b. membaca telaah bahasa (language study reading) yang terdiri dari
membaca bahasa asing (foreign language reading),
membaca sastra (literary reading).

3. Secara komprehensif tentang jenis-jenis menyimak dan pengklasifikasianya adalah:
Ada dua jenis menyimak, yaitu menyimak secara ekstensif dan secara intensif. Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak cenderung umum dan bebas tidak
perlu bimbingan guru secara langsung. Sedangkan menyimak intensif adalah menyimak untuk memahami secara teliti, rinci, dan mendalam bahan yang disimaknya. Menyimak ekstensif meliputi menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif. Sedangkan menyimak intensif meliputi menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, menyimak selektif, dan menyimak penyelidikan.
Pengklasifikasinya adalah:
Menyimak ekstensif ada empat yaitu
a. Menyimak sosial yaitu menyimak yang berlangsung pada situasi dan kondisi sosial. Misalnya pada saat orang ngobrol dan bercengkrama. Misalnya seorang anak sedang menyimak dan menanggapi nasehat seorang nenek dengan sikap santun, membahas mengenai hal-hal yang menarik perhatian untuk membuat responsiresponsi yang pantas.
b. Menyimak sekunder, yaitu menyimak secara kebetulan dengan ekstensif atau suatu kebetulan. Misalnya ketika kita belajar di ruang belajar tiba-tiba mendengarkan percakapan orang tua yang sedang berada di ruang tamu, mendengar suara-suara yang ada di sekitar rumah akan tetapi suara tersebut tidak menggangu.
c. Menyimak estetik atau bisa disebut menyimak apresiatif artinya kegiatan menyimak untuk menikamati dan menghayati sesuatu. Misalnya menyimak puisi, musik, drama, dan sebagainya. 
d. Menyimak pasif, yaitu menyimak tanpa usaha sadar dan biasanya menandai untuk belajar dengan teliti, belajar terburu-buru, belajar dengan hafalan, dan sebagainya.
Beberapa hal yang berkaitan dengan menyimak intensif yaitu:
a. Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman artinya memahami suatu objek dengan tujuan memahami makna bahan yang disimak dengan baik.
b. Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi artinya memusatkan pikiran, dalam kegiatan menyimak diperlukan pemusatan gejala jiwa secara menyeluruh terhadap bahan yang disimak.
c. Menyimak intensif adalah memahami bahasa formal, artinya bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau situasi komunikasi resmi.
d. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan artinya kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Menyimak intensif ada tujuh yaitu:
a. Menyimak kritis, yaitu menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kekurangan atau ketidaktelitian yang akan diamati. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan serta kekurangannya.
b. Menyimak konsentratif, yaitu menyimak sejenis telaah. Dalam hal ini dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak.  Misalnya, menyimak untuk mengikuti petunjuk umum, merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas, waktu, urutan, dan sebab akibat. 
c. Menyimak kreatif, yaitu menyimak kreatif mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imaginatif, kesenangan-kesenangan akan bunyi, visi atau penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa-apa yang didengarnya untuk mengembangkan kreativitas penyimak.
d. Menyimak eksploratif yaitu menyelidiki suatu lebih terarah dan lebih sempit. Dalam hal ini menyimak dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
e. Menyimak interogatif, yaitu menyimak yang membutuhkan banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan karena penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 
f. Menyimak selektif, yaitu kegiatan menyimak yang melengkapi menyimak pasif. Dalam hal ini dilakukan dengan cara selektif dan terfokus untuk mengenal bunyi-bunyi asing atau yang lainna dan bentuk-bentuk bahasa yang dipelajarainya. Dalam menyimak ini berupaya mengimbangi kedua teknik tersebut untuk mengimbangi isolasi kultular dari masyarakat bahasa asing. 
g. Menyimak penyelidikan, yaitu penyimak menyiagakan perhatiannya untuk menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian, informasi tambahan mengenai suatu topik, atau suatu pergunjingan atau buah mulut yang me

Posting Komentar untuk "Tugas Tutorial III Pendidikan Bahasa Indonesia Di SD"