Tugas Tutorial I Perspektif Pendidikan SD

 TUGAS TUTORIAL 1:
1. Sebutkan dan jelaskan landasan historis, ideologis dan yuridis pendidikan di SD! 
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi, tujuan dan cirri-ciri pendidikan sekolah dasar 
3. Jelaskan cara mengembangkan perkembangan sosial dan moral anak di SD! 
4. Jelaskan perbedaan pandaangan teori behaviorisme dan konstruktivisme, serta penerapannya didalam proses pembelajaran 
5. Jelaskan karakteristik perkembangan anak SD ! 

Jawaban:
1. Landasan historis, ideologis dan yuridis pendidikan di SD yakni:
Landasan historis-ideologis dan yuridis Pendidikan pada dasarnya merupakan komitmen politik Negara Republik Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai ketentuan normatif konstitusional yang mencerminkan bagaimana sistem pendidikan nasional dibangun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Secara ideologis dan yuridis pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 merupakan dasar atau fondasi pendidikan nasional. Dalam hal ini, mengandung makna bahwa Pendidikan nasional termasuk dalam Pendidikan di SD/MI yang harus sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan moral yang terkandung dalam bagian dari alinea ke-4 pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Fungsi, tujuan dan ciri-ciri pendidikan sekolah dasar yakni:
Fungsi pendidikan sekolah dasar dalam pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi Pendidikan SD yaitu:
a. Dengan melalui pendidikan dasar maka peserta didik akan dibekali kemampuan dasar yang terkait dengan kemampuan berpikir secara kritis, membaca, menulis, berhitung dan penguasaan–penguasaan dasar untuk mempelajari sainstek serta kemampuan dalam berkomunikasi yang merupakan suatu tuntutan kemampuan minimal dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Dengan pendidikan dasar dapat memberikan dasar – dasar untuk dapat mengikuti pendidikan pada tingkat selanjutnya. Karena pada hakikatnya keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah serta perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dasar.
Tujuan pendidikan sekolah dasar itu sendiri adalah meletakkan kecerdasan dasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup secara mandiri dan mengikuti pendidikan secara lanjut. Selain itu, dengan adanya pendidikan dasar ini dapat menjadikan seorang anak membentuk individu yang mampu hidup secara berkelompok. Tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab.
Ada tiga tujuan pendidikan sekolah dasar yaitu 
Menanamkan kemampuan dasar baca tulis hitung, di mana kemampuan ini dianggap sebagai prasyarat bagi setiap orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu berkembang.
Menanamkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, hal ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan setiap orang agar mampu menjalani hidup secara wajar dan sukses teman-teman.
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan SMP, dalam hal ini jenjang SD menyiapkan siswanya untuk mengikuti pendidikan SMP terutama dilakukan di kelas-kelas tinggi seperti di kelas 6 agar setelah menyelesaikan pendidikan SD para siswa sudah menguasai kemampuan dasar dan siap mengikuti jenjang pendidikan SMP.


3. Cara mengembangkan perkembangan sosial dan moral anak di SD yakni: 
Perkembangan sosial merupakan gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan sosialnya. Perkembangan sosial ini terlihat dari keinginan anak sekolah dasar untuk berkelompok dengan teman sebayanya, mereka lebih senang berkumpul dengan teman-teman sebaya dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Hubungan sosial anak SD terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa dan tahap teman akrab
Pada tahap pemenuhan kebutuhan secara pelan-pelan anak-anak mulai meninggalkan tahap egosentrisnya. Tahap ini anak akan menghargai teman sebagai individu bukan karena status sosial ekonomi atau yang lain, mereka menganggap bahwa berteman dan bersahabat merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya.
Tahap balas jasa pada tahap ini anak mendapatkan teman karena adanya suatu keinginan rasa keadilan biasanya dilakukan pada kelompok-kelompok dengan berbagai jenis kelamin sama.
Tahap teman akrab, dimana anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab, mereka saling berbagi perasaan masalah maupun konflik, bercanda, tertawa, bercerita dan kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bersahabat lagi sehingga akan terbentuk ikatan emosional yang mendalam.
Perkembangan moral pada anak-anak masih berada pada tingkat yang rendah. Perkembangan moral anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya, dan faktor intelegensi serta jenis kelamin. Nilai moral bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir melainkan sesuatu yang diperoleh dari luar dengan demikian seorang anak harus diajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik sesuai dengan norma yang berlaku, terus-menerus dan diturunkan dari orang tuanya. Pada awalnya anak mempelajari nilai-nilai moral yang berlaku di rumah, kemudian di sekolah dan selanjutnya setelah mereka bergaul akan menyelesaikan dengan norma kelompoknya. 
Pada lingkungan rumah, anak akan meniru dan melihat semua sikap perilaku anggota keluarganya, sebagai peran orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan tingkah laku anak.
Pada lingkungan sekolah, anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan, berjiwa sportif, menghormati kemenangan orang lain, menerima kekalahan dan juga dapat melatih kerjasama, dimana hubungan antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan staf lainnya akan banyak dipengaruhi aspek kepada kepribadian anak. 
Teman sebaya dan aktivitas, semakin bertambah usia anak semakin luas lingkungan sosialnya baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang lebih dewasa. Masing-masing anak memiliki pola sikap maupun pola kepribadian. 
Intelegensi dan jenis kelamin anak dengan intelegensi rendah mengalami kesulitan untuk mencerna norma-norma sehingga anak tersebut akan menarik diri, pemalu dan ditolak oleh lingkungan kelompoknya.
4. Perbedaan pandaangan teori behaviorisme dan konstruktivisme, serta penerapannya didalam proses pembelajaran yakni:
Teori Behaviorisme, teori ini berasumsi bahwa segala tingkah laku termasuk tingkah laku berbahasa manusia merupakan respons terhadap stimulus. Proses belajar juga merupakan mekanisme stimulus respons. Dalam proses belajar tergantung pada faktor yang berada di luar diri anak sehingga memerlukan stimulus dari pengajar. Di samping itu, hasil belajar banyak ditentukan oleh proses peniruan, pengulangan, dan penguatan. Belajar harus melalui tahap-tahap tertentu, sedikit demi sedikit, yang mudah mendahului yang sulit.
Adapun penerapan lain yang bisa dilakukan dalam teori belajar behaviorisme ini yaitu mengindentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal anak, menentukan indikator keberhasilan belajar, mengembangkan bahan ajar, mengembangkan strategi pembelajaran
Teori Konstruktivisme, di mana siswa membangun pengetahuannya melalui pengalaman, sehingga proses belajar sangat dinamis dan berpusat pada siswa. Dalam teori ini, peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri setelah terlibat langsung dan aktif dalam pembelajaran
Dalam konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan sebagai proses konstruktif di mana pelajar membangun ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi pengalaman pribadi. Pengajaran konstruktivisme didasarkan pada pembelajaran yang terjadi melalui keterlibatan aktif siswa dalam konstruksi makna dan pengetahuan.

5. Karakteristik perkembangan anak SD yakni:
Karakteristik perkembangan anak usia SD dapat dilihat dari berbagai aspek perkembangan yaitu perkembangan fisik, perkembangan motoric, perkembangan emosi dan perkembangan social.
Karakteristik perkembangan fisik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengaruh keluarga atau keturunan, gizi, tingkat social, ekonomi, emosional, jenis kelamin, Kesehatan. suku bangsa dan negara. 
Perkembangan motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerjasama antara otot, otak dan saraf. Ketiga unsur tersebut melaksanakan perannya masing-masing secara interaktif positif artinya antar unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, dan saling melengkapi sehingga akan tercapai kondisi motorik yang lebih sempurna.  Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila dipelajari dan adanya bimbingan seperti keterampilan cara memegang, cara berjalan dan cara menendang. 
Karakteristik perkembangan emosi, umumnya ungkapan emosi anak usia SD teraktualisasi dengan tertawa lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senangnya sedangkan pada anak yang mengalami kekecewaan atau kekesalan tak jarang mereka mengungkapkannya dengan ledakan amarah, merajut dan cemberut. Perkembangan emosi pada anak SD perlu adanya bimbingan untuk menanamkan pengertian bahwa perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan karena akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain.
Karakteristik perkembangan sosial, dimana anak dapat bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan melakukan reaksi secara tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi. Motivasi berteman pada anak SD dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tahap pemenuhan kebutuhan, tahap bayar jasa dan tahap pemanasan. Pada tahap pemenuhan kebutuhan secara pelan-pelan anak-anak mulai meningkatkan hak egoisentrisnya. Pada tahap balas jasa, anak mendapatkan teman karena adanya suatu kepentingan rasa keadilan. Dan pada tahap akrab anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab sehingga mereka saling berbagi perasaan, masalah atau konflik, bercanda tertawa, bercerita, dan kadang-kadang juga terjadi pertengkaran kecil yang kemudian bersahabat lagi sehingga akan membentuk ikatan emosional yang mendalam.

Posting Komentar untuk "Tugas Tutorial I Perspektif Pendidikan SD"